Presentasi #part II

Kamis, 06 Oktober 2011


Hari itu adalah hari yang paling kami nantikan. Pasalnya, hari itu adalah tiba waktunya bagi kami untuk mempresentasikan hasil makalah kami. Perjuangan panjang mengolahnya masih terngiang-ngiang di kepala, dari pusingnya cari data sampai permasalahan kami yang berusaha keras memahami bagaimana caranya menggunakan software genstat. Software ini adalah sangat baru bagi kami karena kami biasanya menggunakan software Minitab dalam praktikum. Bertanya pada kakak tingkat pun ternyata tak guna karena mereka  juga belum pernah menyentuh software tersebut. Alhasil, kami benar-benar belajar secara otodidak, mencari sendiri tutorialnya, mencobanya secara perlahan dan gagal berkali-kali. Beruntung saat itu ada teman kami yang bersedia membantu kami untuk belajar bersama mempelajari genstat. Rasanya jika outputnya berhasil muncul, decak senang sudah tak tertahankan.
Jika kembali mengenang detik-detik menuju presentasi, maka presentasi inilah yang memang paling berkesan. Pasalnya, anggota kelompok kami yang terdiri dari 4 anggota rata-rata satu kosan kecuali satu orang. Dan yang namanya kerja kelompok memang harus berkelompok, Maka kami tentu tak boleh melupakan teman kelompok kami satunya. Alhasil kami bertiga seringkali sibuk menghubungi teman kami yang satu tersebut. Dan sialnya, operator yang sedikit tak beres kdang-kadang membuat kami terlihat panik dalam menghubunginya.
Memiliki teman-teman kerja kelompok satu kosan, cukup menyenangkan memang tapi ternyata juga cukup merepotkan. Kemudahannya adalah kami yang gampang berkoordinasi karena sering bertemu. Namun, karena selalu bertemu itulah kadang membuat psikologi sedikit terganggu,  semua menjadikan  pembicaraan tak jauh-jauh dari pekerjaan kelompok yang belum selesai. Dari repotnya mencari data, sampai kembali melakukan undian untuk menentukan pembagian tugas materi. Dari ada yang bingung sampai bahagia karena berhasil memahami dengan baik. Dari leganya bagian tugas sudah selesai dan gelisahnya menunggu jawaban dari anggota kelompok kami yang kebetulan kosnya mencar tak satu kosan dengan kami.
H-1, adalah hari yang paling merepotkan, karena saat itu masih harus membereskan sisa-sisa tugas yang belum selesai. Dari pembuatan presentasi power point, pengeditan makalah dan penjilidan juga penggandaan. Padahal kami juga harus menjadikan semuanya dalam satu file softcopy  keping CD dan dikumpulkan jam 7 pagi. Entahlah dan kami juga tak tahu mengapa kami jadi terlihat begitu repot. Seringkali kami saling kunjung-mengunjungi kamar untuk membahas serpihan tugas yang belum selesai sampai bangun-bangunan pada malam hari kembali merapikan yang belum rapi. Semua itu sampai membuat seluruh teman-teman kosan geleng-geleng kepala sampai heran memangnya ada tugas apa hingga kami bisa serepot itu. Dan lucunya, kami pun juga turut bangun-bangunan dengan teman kelompok kami satunya yang kosannya masih jauh dipandang mata. Seperti hendak menghadapi sebuah tugas besar kami pun mengerjakan makalah dan presentasi dengan amat sungguh-sungguh.
Hari H tiba dan saatnya presentasi. Dengan modal pede aja lagi kami pun menyiapkan LCD dan perlengkapan lainnya, juga membagikan photocopy makalah kepada teman-teman. Kenapa kemudian kusebutkan modal itu adalah modal pede aja lagi, karena memang itulah salah satu modal penting. Tapi modal ini hanya digunakan untuk mempertahankan nilai dan bukan untuk memahamkan mahasiswa. Jika kalian kemudian tak tahu jawaban akan pertanyaan temanmu di dalam kelas, padahal saat itu dosen akan mengurangi nilaimu jika tak dapat menjawabnya, maka keluarkanlah modal satu ini. jawablah pertanyaan temanmu tersebut dengan sangat meyakinkan. Yakinlah jika kemudian dia masih tak paham, dia pasti akan memilih mengangguk setuju karena melihat wajah dan jawabanmu seakan-akan kamu sudah sangat memahami materi dengan sangat baik. Yah seperti itulah yang kemudian kelompok kami alami.
Waktu itu kami sudah selesai memaparkan materi dengan baik, mempresentasikan dengan semestinya. Ketika kalian mempresentasikan sesuatu, saat itulah kemudian kalian menjelaskan materi dengan tujuan agar teman-temanmu dapat memahaminya dengan baik. Paparkanlah materi dengan niat tulus ikhlas agar temanmu dapat mencerna materinya. Namun jangan lupa juga untuk mengeluarkan performa terbaikmu dan berlagaklah seperti orang yang paling tahu dalam hal itu  untuk meyakinkan dosen, agar beliau menganggap kalian sudah sangat memahami materinya dengan sangat amat baik sehingga nilai sempurna pun mudah dikantongi =p.
Saat itu, memang hal itulah yang kami lakukan. Presentasi dengan membawa rasa percaya diri yang sangat tinggi. Ketika ada pertanyaan yang kemudian kami tak tahu jawabannya dengaan pasti, kami tetap menjawab apa adanya sambil tak lupa  menyatakannya dengan sangat meyakinkan walau kami pun tak yakin dengan kebenarannya. Hahaha.
Presentasi pun selesai dan kami mengakhirinya dengan sangat puas sebenarnya. Namun tiba-tiba rasa puas itu sirna ketika Profesor Henny maju ke depan lalu mengeluarkan kata-kata yang sangat menusuk hati.
“Saya sebenarnya kecewa!”
Eh? Serasa ada reruntuhan bangunan yang jatuh menimpa. Kata-kata itu benar-benar membuat rasa percaya diri yang awalnya kami bangun tiba-tiba luntur seketika. Kecewa? Hati kami tiba-tiba menciut lalu mencari-cari apa kesalahan yang kami buat. Apakah persiapan kami memang kurang bagus dan tidak seperti yang diharapkan professor Henny? Kami pun menggigit bibir dalam hati dan kemudian menunduk sedih kembali meraba mencari letak salahnya.
“Yah, jadi saya benar-benar kecewa!”
Kata-kata yang membuat hati ini menangis seketika.
“Tapi bukan pada keempat anak yang di depan!” ucapnya kemudian kembali.
Hati kami kembali tergelitik mendengarnya.
“Ealah!” salah satu teman kelompokku yang bernama Akhmad kholidul Azhar berujar lega. Masih ingatkan siapa dia di catatan sebelumnya? Nama penentu nasib majunya kelompok 8. Hha..
Satu-persatu dari kami pun juga menghebuskan nafas lega berkali-kali. Senyum yang awalnya terlipat kini kembali terentang.
“Tolong hargai keempat teman kalian yang presentasi ya! Akan sangat sakit hati sekali ketika kita presentasi tiba-tiba ada yang datang terlambat!” rupanya professor Henny sedang menyinggung teman kami yang terlambat masuk kelas padahal waktu perkuliahan di undur setengah jam lamanya, “Nanti kalian balas saja mereka, tak usah ikut hadir dan tak usah ikut ujian mereka!” kata beliau kemudian entah bercanda atau tidak. Yang jelas saat itu rasa lega sudah cukup membuyarkan kata-kata professor Henny selanjutnya.

0 komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
Apalah arti sebuah nama, tapi ternyata nama sangatlah berarti. siapa nama anda dan bisa jadi kehidupan anda adalah seperti nama anda,,,

Entri Populer

Followers

Daftar Blog Saya