Sebuah Nasehat untuk Nasehat

Selasa, 08 Februari 2011

“Wudhu seperti itu tuh salah!” seseorang berkopiah dengan baju koko putih bersih tiba-tiba bercelutuk ketika melihat seorang pria sedang berwudhu.

Seketika juga sang pria tersentak dan terhenti dari wudhunya. Kepada siapa lagi pria berbaju koko ini berbicara kalau tidak kepadanya karena dialah satu-satunya yang berwudhu saat itu. Sedangkan yang lainnya hanyalah bocah-bocah yang ramai bermain dalam keceriaan. Saat itu juga tiba-tiba keramaian bocah terhenti. Seluruh mata kini reflek menatap pria dengan parfum yang tercium harum tersebut dan kemudian berbalik menatap pria yang sedang berwudhu.

“Terus bagaimana yang benar?” sang priapun akhirnya balik bertanya dengan wajah sedikit merah padam. Suaranya serak seperti menahan amarah. Rupanya sang pria sedikit jengkel juga walaupun dia menyadari bahwa dirinya salah. Tepatnya sang pria kesal karena malu. Disana banyak orang dan banyak anak kecil juga salah satu putranya yang kini menyaksikan ayahnya yang tak becus dalam berwudhu.

Dalam hati kini pria membatin “Mentang-mentang banyak ilmunya!” alih-alih merasa berterima kasih karena tengah hendak dibetulkan wudhunya, sang pria malah beralih meredam sakit hati dalam hati karena telah ditergur terang-terangan di depan orang banyak. Sang pria hanyalah manusia biasa yang pastinya punya perasaan.

~~~~~~~~~~~

Sedikit merenung tadi malam setelah membaca sebuah buku pada bab Nasihat dan akhirnya membuat saya tergerak menuliskan ini. Bukan karena apa-apa namun lebih karena saya amat tertohok dengan setiap baris kata-kata di dalamnya. Karena saya baru

KARENA POLISI (POLISI DILARANG BACA) Kejadian kecelakaan pertamaku

Senin, 07 Februari 2011

Aku adalah orang yang sedikit phobia dengan polisi. Walaupun Dari lubuk hati yang terdalam aku benci dengan polisi, tapi rasa takut itupun ada dikala melihat polisi. Seharusnya ketika aku membenci polisi aku akan sangat jengkel melihatnya dan bahkan mungkin merencanakan rencana jahat untuk memusnahkan mereka. Tak mungkin ada kata takut ketika melihat orang yang sangat kita benci, malah mungkin semangat berani balas dendam. Tapi aku juga sedikit takut ketika harus melihat polisi.

Aku benci polisi? Kenapa? Ah, kurasa diriku tak perlu menjelaskannya karena bagian cerita ini bukan alasan memangapa aku membenci polisi. Bagian cerita ini adalah ceritaku ketika takut berhadapan dengan polisi.

Aku begitu takut dengan polisi. Disamping takut kalau tiba-tiba dimasukin penjara sama mereka karena dikira penjahat, aku sangat takut jika mereka menanyakan SIM C. SIM C? ya, SIM C! Aku sudah sangat sering mengemudikan kendaraan bermotor roda dua tapi aku belum memiliki surat izin mengemudinya. Karena itulah setiap aku bepergian menggunakan motor, aku sangat takut jika tiba-tiba ada polisi yang sedang razia. Alhasil, akupun jadi takut sendiri ketika ada polisi dijalan-jalan, di pos polisi dan dimanapun walaupun mereka tidak sedang razia.

Dan ini adalah beberapa kata-kata temanku dan sepupuku ketika kukatakan aku takut bawa motor kalau ada polisi.

“Kalau bawa motor itu nyantai aja, ada polisi ya cuek aja. Dirimu kalau gerogi gitu malah bikin curiga polisi. Polisi itu tahu gelagatnya orang-orang!”

Mengenai Saya

Foto saya
Apalah arti sebuah nama, tapi ternyata nama sangatlah berarti. siapa nama anda dan bisa jadi kehidupan anda adalah seperti nama anda,,,

Entri Populer

Followers

Daftar Blog Saya