[Ceritaku] Bertemu Ibu

Minggu, 31 Juli 2011


Tulisan ini ku ketik tepat setelah aku bangun dari tidur dan kemudian deras mencucurkan air mata kembali. Hari pertama puasa, tak kusangka malah kulalui dengan beribu butir air mata. Aku tak dapat menahannya karena kerinduan yang luar biasa yang terpancar dari dalam hatiku. Rindu pada ibuku. Bulan ramadhan ini adalah  ramadhan pertamaku tanpa seorang ibu. Ibu yang biasanya selalu menelponku, menanyakan sahur apa dan buka apa. Jika kemudian beliau menemukan sesuatu yang kurang special di dalam menuku, beliaupun memintaku untuk meningkatkan kualitas makananku.

Kali ini kedua kalinya aku menangis di depan umum. Tadi malam aku menangis rindu dalam sholatku. Tarawih membuatku teramat merindukannya hingga tetesan bening menetes tak terkendali saat aku tarawih. Tapi ini ada efeknya, sholat Isya dan tarawihku tiba-tiba khusyuk luar biasa. Karena di sela rinduku, aku pun menyadari bahwa ternyata dunia ini semu dan sementara. Ujung dari segalanya adalah akhirat.

Dari tadi malam dan hari ini, aku tak henti-hentinya merindukan ibu. Aku pun menangis. Air mataku tak dapat kubentung. Disela diamku, air mata sering nakal lewat mengalir begitu saja hingga tadi pagi, setelah selesai sahur, sholat subuh berjamaah dan membaca Al-Quran setengah juz, aku pun tidur karena mengantuk. Sebelum tidur, aku masih sempat meneteskan air mata rindu. Dan tiba-tiba, dalam tidurku  aku bermimpi berjumpa dengan ibuku. Mungkin ini efek dari begitu luar biasanya aku merindukan ibu. Disela mimpi-mimpiku yang sedikit tak jelas, tiba-tiba aku bermimpi berada di ruang tengah kos dan ibuku datang.

“Mama?”

Seperti baru melihat sesuatu yang sudah lama sekali diidamkan, seperti mendapatkan surprise tak terduga, Sontak, aku langsung berlari memeluknya dengan erat. Dan tiba-tiba di dalam mimpi tersebut aku menangis sesenggukan sambil memeluknya. Emosiku keluar melalui tetesan air mata yang sama derasnya ketika emosiku bermain saat tarawih tadi malam. Beliau pun memelukku erat lalu membelaiku.

“Mama…!” kataku sambil menangis. Kuarasakan bahwa emosiku saat itu benar-benar bermain, mengeluarkan air mata yang tak terekendali.

“Sudah.. sudah..!” Beliau membelaiku hangat, menenangkan. Ini seperti dulu ketika aku tak sengaja jatuh kemudian menangis terisak. Mama datang menghampiriku, menggendongku, membelaiku dan menyapu perlahan bagian yang bengkak, sambil meneguhkanku mengatakan aku kuat dan menenangkan.

“Mama.. maafkan aku!” aku tak tahu, tiba-tiba di mimpi tersebut aku berkata seperti itu. Meminta maaf atas segala kesalahanku yang lalu. Memang akhir-akhir ini aku juga sering menangis karena mengingat kesalahanku. Penyesalan-penyesalan atas sikapku terhadap ibu, atau penyesalan belum sempat memberikannnya yang terbaik ketika beliau masih hidup.

Ketika aku mengatakan itu, tiba-tiba ibu mengguncangku seperti nada protes atas permintaan maafku. Seakan-akan beliau tak mau aku terus menangis meminta maaf padanya karena beliau sudah memaafkannya dari dulu. Hal ini malah tambah membuatku menangis setelah sadar dari mimpi.

“Sudah!” katanya lagi menenangkan. “Ibu baik-baik saja. Tidak usah khawatir. Sudah nak, jangan menangis!”

“Mama….” Kataku lagi sambil memeluknya lebih erat. “Aku sayang mama!” kataku lagi dan ini membuatku lebih deras mengeluarkan air mata.

Aku masih menangis dalam pelukanya dan beliau terus menenangkanku sambil menceritakan apa yang di alaminya di dalam kubur. Inilah yang membuatku merasa mimpiku begitu unik. Dalam mimpi aku menyadarai ibu yang sudah tiada. Beliau mengatakan keadaannnya dalam kubur dan menanggapi pertanyaanku  yang tiba-tiba menanyakan tentang ayah. Karena dalam mimpi tersebut, aku pun menyadari bahwa kubur ibu dan kubur ayah berdampingan. Aku bertanya “Mana ayah? Kenapa tidak kesini?”

Tapi sayang aku lupa semua percakapanku dengan ibu. Yang jelas, mimpi tersebut membuatku lebih lega. Dan aku benar-benar bahagia bisa memimpikannya. Paling tidak, aku kembali merasakan hangatan pelukannya seorang ibu walau di dalam mimpi.

Hingga sampai saat ini aku masih tak bisa mengingat apa saja yang dikatakan ibu padaku.  Yang kuingat hanya di atas. Juga satu kata “Sebenarnya ibu sudah habis dimakan sawah!”  yang dikatakan ibu dengan semangat bercerita. Seperti gaya ibu bercerita tentang apa saja yang dialaminya seaktu ibu masih hidup. Kata-kata yang unik. Tapi dalam mimpi tersebut aku mengangguk dan mengiyakan jasadnya sudah melebur pada tanah karena kubur ibu memang di dekat sawah. Itulah pikiranku dalam mimpi tersebut.

Aku merasa bahagia bisa memimpikannya pagi ini. Walau hanya sebuah mimpi dan mungkin hanya efek dari kerinduanku yang luar biasa padanya. Paling tidak, skenario mimpi tersebut berhasil membuatku merasakan kehadiran seorang ibu. Juga atas jawaban-jawaban ibu tentang keadaannya di  alam sana walaupun aku lupa dan benar-benar lupa apa yang sudah dikatakan ibu padaku hingga ku bisa setenang ini.

Setelah mimpi tersebut usai, mataku membuka perlahan dan tak kusangka aku kembali menangis hingga tulisan ini kubuat. Tapi setelahnya tiba-tiba aku merasakan ketenangan yang sangat. Benar-benar berkah di bulan ramadhan.

“Ya Allah, ampunilah segala dosa ibuku….”

Sebuah kutipan pusis dari Kahlil Gibran

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir – bibir manusia.
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dikala lara, impian kata dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan ibinya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya.

Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.

Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan
dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.


MARI MULIAKAN IBU

Dari sahabat abu hurairah radiyalhu ‘anhu beliau berkata : Datang seorang pria laki-laki kepada rasulullah kemudian dia bertanya : Wahai rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk kuperlakukan dengan baik?” Beliau bersabda, “Ibumu”, Orang tersebut bertanya lagi,”kemudian siapa?”. Beliau bersabda,”Ibumu”. Orang tersebut bertanya lagi,”kemudian siapa?”. Beliau bersabda,”Ibumu”. Orang tersebut bertanya lagi,”kemudian siapa?”. Beliau bersabda,”Bapakmu” (HR. Bukhari dan Muslim)


Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.  (QS. Luqman 14)

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun (QS, Al-Ahqaf 15)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.  (QS, Al-Luqman 14)



3 komentar:

Rinai mengatakan...

like this post! terimakasih untuk tulisannya

Rinai mengatakan...

semoga Allah membalas kebaikan ayah dan ibu mauli dgn balasan yang terbaik,jannah-NYA... Aamiin yaa Robb
benar-benar menyukai tulisan ini :)

masa depan yang cerah mengatakan...

aku adalah orang yang bisa dikatakan terlalu gengsi untuk menangis. terlebih di depan orang lain.
tapi cerita anda benar-banar dapat menyentuh hati saya. kali ini saya sampai tak kuasa menitihkan air mata, tulisan anda mengingatkan saya akan betapa beruntungnya saya memiliki mereka. terimaksih untuk tulisan anda yang indah ini. semoga amal ibadah ayah dan ibu anda diterima di sisi Allah SWT dan diberikan tempat yang layak.amin

Mengenai Saya

Foto saya
Apalah arti sebuah nama, tapi ternyata nama sangatlah berarti. siapa nama anda dan bisa jadi kehidupan anda adalah seperti nama anda,,,

Entri Populer

Followers

Daftar Blog Saya